Ya lagi-lagi masalah biaya, itulah alasan tertinggi kenapa beberapa dari pasien kami menolak untuk berobat. Dan hal ini terjadi juga di belahan negara manapun di dunia ini. Sehingga hal inilah yang menjadikan banyak pria penderita disfungsi ereksi atau impoten tidak menjalani pengobatan.
Fakta kami berbicara berbeda, kurang lebih sebanyak 60% lebih beberapa penderita impoten yang datang ke kami adalah perokok. Dengan rata-rata mereka menghabiskan 1-2 bungkus seharinya. Bahkan pasien kami yang terburuk menolak pengobatan karena alasan harga mampu menghabiskan 5 bungkus rokok seharinya. Ironinya pasien kami ini telah meninggal dunia karena serangan jantung setelah mengalami banyak tindakan medis setelah dirawat berminggu-minggu dan menjalani pasang ring di pembuluh darah jantungnya.
Menyimak cerita diatas, lumayan cukup banyak pasien kami yang menolak untuk menjalani perawatan terhadap disfungsi ereksi atau impoten. Padahal ketika mereka berobat, mereka mendapatkan banyak keuntungan seperti bisa kembali berhubungan seks dengan pasangannya, dan manfaat yang paling penting adalah mereka bisa menjaga level stres mereka ketika bisa berhubungan. Jadi harga dibandingkan dengan kebahagiaan rumah tangga pilih mana?